Jika hari ini Anda bilang ke istri, teman atau keluarga bahwa Anda
ingin kaya, bagaimana reaksi mereka ? mendukungkah atau meremehkan? Jika
Anda ucapkan kata kaya atau orang kaya, apa yang terlintas dipikiran
Anda? Tamak, sombong, angkuh, selingkuh, mabuk – mabukan, broken home ?
kemungkinan itu lah yang ada dipikiran kita. Jarang sekali orang
mengkaitkan kata kaya dengan sifat dermawan, baik hati, suka menolong
atau keluarga yang harmonis.
Seberapa pentingkah untuk menjadi kaya? Jika pertanyaan ini diajukan,
banyak orang yang menjawab, “tidak terlalu penting” atau “hidup
sedang-sedang ajalah,nggak kurang,nggak lebih”. Hidup sedang – sedang
saja atau statis tidak akan pernah terjadi, karena variabel – variabel
ekonomi di sekitar kita selalu mengalami perubahan yang cenderung naik.
Sedangsering diartikan cukup. Kondisi cukup sendiri tidak pernah
terjadi. Contoh ketika gaji Anda 1,5 juta sebulan dan Anda baru menikah,
Anda cukup atau sedang. Tapi kalau Gaji tetap 1,5 juta tapi Anak Anda
mau masuk perguruan tinggi, maka 1,5 juta tidak akan cukup.
dosakah
jika ingin kaya Ada tiga faktor yaitu pikiran bawah sadar,
lingkungan dan kurangnya pemahaman terhadap prinsip. Pikiran bawah sadar
yaitu kebiasaan berpikir yang akan mempengaruhi kita dalam mengambil
keputusan atau tindakan, tanpa perlu berpikir telebih dahulu. Contoh
kalau Anda dikejar anjing galak, Anda pasti tidak berfikir terlebih
dahulu apakah akan lari atau tidak?
Bayangkan jika Anda malam -malam pulang kantor sendirian, lalu di
tengah gang menuju rumah Anda, Anda bertemu dengan orang tinggi besar
badan penuh tato, wajahnya beringas, berpakaian urakan dan ditangannya
memegang pisau atau clurit, apa reaksi Anda? Apakah Anda berpikir dulu
untuk “takut”? Pikiran bawah sadar terbentuk dari informasi yang
diterima terus menerus disampaikan ke otak kita.
Kenapa Anda langsung takut melihat orang bertato, berbadan besar,
wajah beringas dan memegang pisau ? karena karakter seperti itu adalah
karakter penjahat yang ada di acara televisi yang kita tonton setiap
hari. Sehingga pikiran bawah sadar kita, tanpa perlu berpikir panjang
lagi, langsung menyimpulkan bahwa orang tersebut adalah penjahat.
Kenapa kaya identik dengan tamak, sombong, lupa akhirat ? karena
itulah yang kita tonton di televisi setiap hari. Di sinetron – sinetron
atau di film, karakter orang kaya selalu identik dengan karakter jahat
dan sombong. Sementara karakter orang miskin adalah karakter yang
teraniya dan baik hati. Tidak cuma film atau sinetron, karakter orang
kaya yang jahat juga sudah “dikonsumsi” otak kita sejak saat kita di
nina bobo kan dengan dongeng Bawang Merah Bawang Putih, Putri Salju,
atau kisah Cinderella. Dimana dalam dongeng tersebut orang kaya adalah
karakter jahat atau sombong. Image tersebutlah yang tersimpan di pikiran
alam bawah sadar kita.
Yang kedua adalah faktor lingkungan, meliputi orang tua, teman dan
orang – orang di sekitar kita. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang
yang terlahir dari lingkungan kaya, susah sekali untuk menjadi miskin
dan seorang yang berada dari lingkungan miskin tidak mudah untuk menjadi
kaya. Artinya untuk pindah “ level finansial” baik turun ataupun naik,
membutuhkan sebuah usaha yang berat. Hal ini berkaitan dengan hukum
newton ketiga atau hukum kelembaman, dimana benda yang diam akan
cenderung diam dan benda yang sedang bergerak cenderung bergerak. Orang
kaya cenderung mempertahankan kekayaannya, orang miskin cenderung
mempertahankan kemiskinannya. Dan keduanya dimotivasi oleh faktor
lingkungannya.
Manusia memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungannya. Orang
yang lahir dan besar di kutub utara, akan merasa tidak nyaman jika
pindah ke Indonesia dengan iklim tropis. Namun seiring dengan
berjalannya waktu dan dengan usaha yang keras untuk beradaptasi,
kemunginan besar orang tersebut akan bisa menyesuaikan diri dengan cuaca
di Indonesia. Tidak usah heran jika anak – anak kecil di London sudah
pintar berbahasa inggris. Kata – kata atau pemahaman yang sering kita
dengar dari orang di sekitar kita, akan sangat membentuk pola pikir
kita. Jika orang tua kita selalu bilang : “ uang tidak perlu “ atau
“uang tidak perlu dikejar, kalau kamu berpendidikan uang akan datang
sendiri ”. Masih berlakukah ungkapan ini? karena banyak sekali saat ini
S1 dan S2 yang menganggur alias “tidak dikejar uang”. Perilaku
lingkungan yang selalu kekurangan, dimana pembicaraan ibu – ibu dekat
rumah adalah harga – harga yang naik terus, keluh kesah karena tidak
puas dengan kondisi ekonomi, gaji yang tidak naik –naik sangat besar
pengaruhnya dalam membentuk pola pikir kita. Dari kondisi ekonomi yang
tidak bagus di lingkungan kita, secara tidak langsung akan memprogram
alam pikiran bawah sadar kita untuk melakukan 2 reaksi.Yaitu lari dari
masalah (sok cuek padahal butuh ) atau benci uang ( membenci orang
–orang kaya) .
Jika Anda dilahirkan di sebuah keluarga yang punya rumah mewah
lengkap dengan kolam renang, punya 4 buah Mobil BMW dan Mercy terbaru,
setiap liburan selalu di habiskan keluar negeri atau umrah,dan saat ini
keluarga Anda punya 5 buah panti asuhan yang membiayai 500 orang anak
yatim piatu, apakah Anda juga membenci uang ? Apakah Anda juga akan
mengatakan uang tidak penting ? Apakah Anda akan tetap mengatakan orang
kaya itu jahat ?
Yang ketiga pemahaman terhadap prinsip. Dalam hal ini adalah prinsip
agama. Pemahaman yang salah tentang dikotomi dunia akhirat membuat
perbedaan sikap. Ada pemahaman yang salah bahwa kita harus milih atau
fokus cuma pada akhirat saja atau dunia saja. Jika pilih dunia maka akan
lupa akhirat. Sehingga pada pemahaman yang salah, beberapa kalangan
mengatakan tidak baik mencari harta.
Dan perumpamaan orang yang menafkahkan kekayaannya untuk mencari
keridhoan Allah danuntuk keteguhan jiwanya, adalah seperti kebun di
tempat yang tinggi. Hujan lebat menimpanya. Maka dihasilkannya makanan
dua kali ganda. Dan jika tiada hujan lebat menimpanya, ( paling sedikit )
ada embun. Allah melihat segala yang kamu lakukan.
QS 2 Surat Al Baqarah ayat 265
Sungguh mulia orang yang bisa menafkahkan rezekinya. Namun bagaimana
kita bisa menafkahkan rezeki kalau kita saja selalu kekurangan. Untuk
hidup sehari – hari saja selalu pas – pas an. Setiap tahun ajaran baru,
anak mau masuk sekolah selalu mengeluh. Harga cabe dan kebutuhan sehari
– hari naik juga mengeluh. Bukannya mengambil tindakan untuk
memperbanyak rezeki, tapi malah mengeluh. Bagaimana bisa mengisi piring
orang lain, kalau piring kita saja kosong.
Dalam salah satu bukunya, AA Gym mengatakan , kalau orang miskin alim
dan rajin berdoa minta rezeki dan mendekatkan diri pada Allah SWT itu
wajar, karena memang tidak punya. Tapi kalau orang kaya dekat dengan
Allah, dan karena kekayaanya dia merasa bersyukur, itu baru luar biasa.
Dari ayat diatas pun kita bisa pahami bahwa orang yang menafkahkan
kekayaan sungguh mulia dihadapan Allah SWT. Dan kekayaan tersebut bisa
digunakan untuk meningkatkan keteguhan jiwa atau meningkatkan rasa
syukur kepada Allah SWT.
Ada ungkpan bahwa fakir lebih dekat ke kafir. Saat kita dalam kondisi
kekurangan cenderung lebih susah untuk bersyukur daripada saat kita
berkelimpahan harta. Dan dengan bersyukur kita pasti lebih dekat dengan
Allah.
Dan orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah,
demikian pula orang yang memberi ( mereka ) perlindungan dan
pertolongan, merekalah orang yang beriman sesungguhnya.Bagi mereka
ampunan dan rezeki berkelimpahan.
QS 8 Al Anfaal ayat 74
Dalam ayat diatas diberi penegasan bahwa bagi mereka ampunan dan
rezeki berkelimpahan. Rezeki berkelimpahan adalah pemberian dari Allah
SWT. Pemberian tersebut tentu saja suatu hal yang mulia. Contoh, jika
Anda juara kelas, tentu Anda akan diberi sesuatu yang istimewa, yang
tidak diberikan kepada teman Anda yang tidak berprestasi. Dan tentu nya
hadiah tersebut merupakan hal yang istimewa. Lebih – lebih jika rezeki
datang dari Allah SWT. Dan pastilah setiap rezeki datangnya dari Allah
SWT.
Dan Allah memberi sebagian kamu keutamaan di atas yang lain dalam hal
rezeki. Tetapi tiadalah orang yang diberi keutamaan, memberikan lagi
rezekinya kepada hamba-hamba yang dimilikinya, supaya mereka sama
menikmatinya
QS An Nahl Ayat 71
Dari ayat diatas dijelaskan bahwa sebagian manusia diberi keutamaan
atau kelebihan dalam hal rezeki. Namun hal ini hendaknya tidak dijadikan
sebagai alasan bagi orang – orang yang malas untuk berusaha. Sering
sekali pemahaman yang salah tentang syukur dan takdir dijadikan
kambinghitam atas keadaan finansial. Ungkapan – ungkapan seperti : “
saya memang sudah ditakdirkan hidup begini, ya terima saja”, “hidup itu
ya bersyukur/nrimo”., dan sebagainya.
Takdir adalah merupakan suatu skenario ketetapan yang sudah
ditetapkan Allah jauh sebelum manusia diciptakan. Rukun iman yang ke 6,
percaya pada Qada ( sesuatu yang belum terjadi) dan Qadar ( Sesuatu yang
sudah terjadi ). Apa yang sudah terjadi sebelum 1 menit yang lalu
sampai berjuta – juta tahun yang lalu jauh sebelum bumi diciptakan
kita-tidak bisa berubah- sebut sebagai Qadar. Yaitu sesuatu yang tidak
mungkin diubah. Dan setiap yang telah terjadi adalah kejadian yang
terbaik menurut Allah bagi kita. Termasuk jika saat ini kita dalam
keadaan tidak punya uang.
Pertanyaannya, apakah kondisi tidak punya uang juga merupakan kondisi
yang terbaik juga untuk masa depan kita? Tidak seorang pun yang tahu
kebaikan – kebaikan yang akan terjadi di masa depan. Satu – satunya cara
adalah melakukan suatu tindakan yang mengarah untuk memperbaiki kondisi
finansial kita saat ini.
Sesungguhnya hari depanmu lebih baik dari masa lalumu
QS 93 Ad Duha ayat 4
Lagipula, siapa yang ingin selalu dalam kondisi finansial yang serba
kekurangan? Kalau tidak ingin kekurangan, kenapa tidak berusaha.
Beberapa orang memang punya keinginan untuk punya kondisi finansial
berlebih. Namun mereka takut untuk bekerja keras dan mengalami penolakan
atau tantangan. Banyak yang mengeluh : “ siapa yang tidak pengen kaya,
tapi untuk jadi kaya kan tidak mudah “
Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan
QS 94 Al Insyirah Ayat 5
Artinya jika kita saat ini mengalami kesusahan dalam memperjuangkan
masalah finansial,-Al Quran sebagai firman Allah yang tidak diragukan
lagi kebenarannya- menyatakan bahwa setelah kesusahan – kesusahan yang
Anda alami sudah disiapkan kemudahan. Kebanyakan orang berhenti berusaha
sebelum masa kemudahan atau keberhasilan itu datang.
Masih dosakah jika Anda ingin kaya ?
sumber : http://www.sedekah.net/artikel/174-dosakah-jika-ingin-kaya-.html
0 komentar:
Posting Komentar